PA 080306, “What Drives you?” (Part 1)

“What drives you? atau “Apa yang menggerakkan kehidupan Anda?”, dibawakan dalam dua sessi pertemuan oleh kak Yohanes Budhi, M.Th.
Part 1: Krisis, Kehausan dan Anugerah!

  1. Pengenalan
  2. Kehidupan yang digerakkan oleh dorongan: (a) krisis, (b) kebutuhan
  3. Kehidupan yang digerakkan oleh Anugerah

Pengenalan siklus kehidupan digambarkan oleh kak Budhi dengan menyampaikan syair William Shakespeare yang berjudul “As You Like It“. Dunia ini panggung sandiwara dan baik pria dan wanita hanyalah sekedar para pemain yang bergiliran ke luar dan bergiliran masuk;

Dan satu pria pada masanya memainkan banyak peran, yang terdiri dari 7 babak:

  1. Sebagai bayi; menangis lemah dan muntah di pelukan inangnya
  2. Sebagai anak sekolah; merengek dengan tas dan wajah mudanya yang cerah, merayap lamban bagaikan siput enggan ke sekolah.
  3. Sebagai kekasih; mendesah seperti api pembakaran, dengan lagu sendu di bibir yang membuat penasaran.
  4. Sebagai prajurit; sarat dengan sumpah aneh, berkumis bak macan kumbang, siaga membela kehormatan, mendadak dan cepat dalam tempur, mencari nama besar bagaikan pahlawan, bahkan di mulut meriam.
  5. Sebagai orang arif; berperut buncit, dibungkus busana apik, sinar mata tajam, janggut dipangkas rapi, sarat nasihat bijak dan pandangan modern.
  6. Sebagai lelaki tua; tua dan kurus, bersandal, berkacamata di hidung, dan berkantung uang saku di sisi. Celana dari masa mudanya terawat baik tapi terlalu longgar untuk pahanya yang menyusut. Suara mantap laki-lakinya berubah menjadi lengkingan kekanak-kanakan, terengah dan bersuit setiap kali ia bicara.
  7. Sebagai anak-anak lagi; kekanak-kanakan lagi dan mulai pikun, tanpa gigi, tanpa penglihatan, tanpa rasa, dan akhirnya… tanpa segala-galanya.

Apakah ada yang salah dalam hidup ini?

Pikirkanlah:

Apakah yang menjadi daya penggerak di dalam kehidupan Anda?” dan, “Apakah hidup Anda bergulir begitu saja, tergilas dalam aktivitas tanpa arti?

Kehidupan yang digerakkan oleh KRISIS

  • Lingkungan: Masyarakat yang tidak aman, saling mencurigai, dan kompetitif.
  • Kecemasan-kecemasan yang kerap menghantui, seperti: perasaan tidak berdaya, perasaan ‘sendiri’, perasaan bahwa hidup itu sedemikian kerasnya
  • Dampak dan simptom: hidup menjadi digerakkan oleh rasa bersalah, oleh kebencian dan kemarahan, dan oleh rasa takut.

Kehidupan yang digerakkan oleh KEBUTUHAN

  • Digambarkan dalam piramida Maslow, dengan urutan-urutan dari bawah ke atas sebagai berikut:
    • Physiological Needs (kebutuhan fisik)
    • Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman)
    • Belongingness & Love Needs (kebutuhan untuk memiliki dan kebutuhan akan cinta)
    • Esteem Needs (kebutuhan untuk dihargai)
    • Need to Know & Understand (kebutuhan untuk mengetahui dan memahami)
    • Aesthetic Needs (kebutuhan estetik)
    • Self Actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
    • Transcendence (kebutuhan yang transenden)
  • Digambarkan oleh Larry Crabb dalam lingkaran kebutuhan yang menggambarkan kebutuhan orang yang haus.
    • Lingkaran terluar: Kerinduan yang sederhana
    • Lingkaran tengah: Kerinduan yang kritis
    • Lingkaran dalam: Kerinduan yang sangat penting, pada tahap ini kerinduan tersebut berhubungan dengan relasi dengan Tuhan.
  • Dampak dan simptom kehidupan yang digerakkan oleh kebutuhan tergambar pada kehidupan yang digerakkan oleh materialisme dan kehidupan yang digerakkan oleh adanya pengakuan dari orang lain.
  • Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, daya penggerak di dalam kehidupan kita sering kali bersifat:
    • berpusat pada diri sendiri
    • manipulatif

Kehidupan yang digerakkan oleh ANUGERAH

Lihat apa yang dikatakan Alkitab:

  • Efesus 2:8-10 –> Manusia diselamatkan semata-mata karena Anugerah, dan kehidupan yang mengalami anugerah penebusan memiliki tujuan yang dipersiapkan Allah.
  • I Korintus 15:9-10 –> Manusia diselamatkan bukan oleh perbuatan-perbuatannya tetapu hanya oleh kasih karunia Allah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa seharusnyalah kehidupan yang telah ditebus digerakkan oleh kasih karunia menuju suatu tujuan mulia. (selengkapnya dibahas pada “What drives you?” (part 2)).

Sessi Tanya Jawab:

Pertanyaan:

  1. Jika kita mengetahui bahwa krisis dan kebutuhan/kehausan bukan penggerak yang benar, apakah cukup bagi kita untuk sekedar mengubah penggerak atau juga harus mengenali krisis dan kebutuhan? (Yaya)
  2. Apakah boleh saat ini hidup nge-flow aja? (Yaya)
  3. Waktu kecil kita membuat cita-cita dan rencana macam-macam. Apakah rencana kita waktu kecil akan dipakai Tuhan saat kita dewasa? atau, kita tidak boleh buat rencana bila Anugerah yang menggerakkan? (Lydia)

Pembahasan:

  1. Kita memang perlu mengenal apa yang menggerakkan kehidupan kita, dan hal ini tidak melulu salah karena merupakan sesuatu yang alamiah. Tetapi yang bersifat ‘alamiah’ inipun tidak sesempurna pada awal penciptaan sehingga kehidupan saat ini tidak sesederhana siklus alam semata. Adanya karya penebusan Kristus mengingatkan kita bahwa kehidupan memiliki tujuan.
  2. Nge-flow atau melakukan rutinitas juga tidak melulu salah, yang perlu diingat adalah agar tidak terjebak dalam kebutuhan-kebutuhan yang rendah dan berhati-hati agar tidak di-drive pada hal-hal yang manipulatif. Filsafat yang ditawarkan era post-modernisme kadang berupa rasionalitas yang terlalu banyak dan pada akhirnya membingungkan. Kita sering tidak lagi mencari ‘mana yang benar’ dan malah berpikir ’emang ada yang benar?’ atau ‘let it flow‘. Nge-flow boleh-boleh saja tetapi sadari bahwa kita diciptakan tidak untuk sekedar nge-flow aja tapi ada pekerjaan baik yang dikerjakan Allah melalui kita.
  3. Sadari motivasi kita salam merencanakan! Apa yang men-drive rencana tersebut? Tetaplah membuat rencana dengan iman dan kesadaran akan Anugerah walaupun Anda belum jelas kemana Tuhan akan arahkan hidup Anda.

Refleksi:

  • Apakah yang menjadi daya penggerak di dalam kehidupan Anda?
  • Apakah hidup Anda bergulir begitu saja, tergilas dalam aktivitas tanpa arti?

Notes:

  • Thanx buat Thera dan Daniel yang sudah mengisi ruang kesaksian
  • Sekedar info, PA kemaren pembicaranya cowok, MC-nya cowok, pemusiknya cowok, yang dateng juga banyakan cowok… hehehe… hidup cowok! Dateng lagi ya kamis ini 😉

March 12, 2008 at 10:51 am 1 comment

PA 080228 – “Do you have the right kind of faith?”

PA ini menggunakan referensi buklet RBC dengan judul yang sama dan dibawakan oleh bang Ichwan Panggabean.

Berdasarkan buklet tersebut, ada 3 asumsi yang dikemukakan, yaitu:

  1. Setiap orang pasti memiliki iman (band. Ams. 4:23)
  2. Iman ada objecknya, bisa benda, ide, orang, dsb.
  3. Objek iman berperan menentukan apakah iman kita benar atau salah.

Kata ‘iman’ menurut beberapa sumber yang ditulis dalam buklet ini, antara lain:

  • keyakinan terhadap nilai-nilai, ide, sesuatu atau seseorang
  • berhubungan dengan akal/reason tetapi tidak bisa dijelaskan oleh akal atau bukti
  • sistem dari keyakinan
  • satu set prinsip-prinsip tentang keyakinan
  • dsb

Objek iman menentukan apakah iman kita benar atau salah. Apa yang salah?

>> Humanisme, selfisme, escapisme

>> Okultisme, mistisisme

>> Sacramentalisme, legalisme

>> Universalisme

Hal-hal ini juga saat ini berhadapan langsung dengan modernisme yang mengutamakan rasional, dan postmodernisme yang transenden. Saat ini kita sedang berada dalam jaman yang bergeser. Iman adalah anugerah Tuhan, tetapi iman perlu bertumbuh dan peka dengan segala hal yang ada di sekitar kita.

What Bible says?

Lih. 1 Petrus 1:5-7

1 Petrus ditulis untuk untuk jemaat dengan 3 karakteristik yaitu orang-orang asing, orang-orang terserak, dan orang-orang terpilih.

Lih. 1 Petrus 2:18, semangat orang kristen adalah menjadi ‘agent of change’ yaitu seseorang yang mempunyai kehendak bebas untuk melakukan perubahan.

Apakah Kristus yang kita percayai membuat kita aktif melakukan perubahan? 1 Petrus 1:6 mengatakan.. iman yang benar harus bersukacita bahkan saat berdukacita. (merujuk pada tantangan-tantangan pada jaman sekarang dan sukacita yang harus dibawa).

Dengan mengetahui bahwa mendasarkan iman pada objek-objek di atas adalah keliru, maka pemuda diajak untuk lebih memahami imannya.

Sessi Tanya Jawab

Pertanyaan:

  1. Beberapa buku seperti Celestine Manuscript yang berbicara tentang energi dimana kemudian dikaitkan dengan Yesus Kristus sempat memberi pengaruh pada pertumbuhan iman. Tetapi sejak munculnya novel-novel gnotis dan movement lainnya membuat apatis. Haruskah menutup diri terhadap bacaan-bacaan seperti ini? terutama orang sering mudah goyah dari bukti-bukti yang diperkenalkan berbagai isme-isme lain. (Yaya)
  2. Tarot dsb hanyalah merupakan tafsir pemikiran yang tidak perlu diperdebatkan legal atau tidak legal. Tafsir pemikiran kristiani sendiri lebih bersumber dari Alkitab. Apakah dapat dijelaskan lebih jauh? (Risa)
  3. Iman seperti ‘the way we see something‘, apakah isme-isme tersebut disebabkan fanatisme? Apa bisa semua isme-isme itu menghancurkan iman yang ada dan create ‘iman’ baru? (Nana)
  4. Defenisi kata iman lebih condong pada sebutan keyakinan tapi harusnya juga dimunculkan lewat perilaku. Bila sebagai gereja kita tidak memancarkan kekristenan, apakah terjadi dualisme? Apakah kita tidak sedang mengatakan bahwa semua salah dan hanya kita yang paling benar/chauvinistik? (Prana)

Pembahasan:

  1. James Redfild menulis sebuah buku yang menarik walaupun demikian kita memang perlu waspada karena kadang-kadang kita bisa lebih takut setan daripada takut Tuhan, dan pengalaman iman kita menjadi kacau balau. Allah memang memelihara kita oleh iman tetapi melewati prosesnya terkadang tidak menyenangkan. Kita perlu menaruh pengalaman hidup dalam terang Firman Tuhan. Panggilan Tuhan membuat kita lebih kokoh. Jika kita tertarik atau menggumuli hal tertentu, berdoalah pada Tuhan. Dasarnya adalah Anugerah Tuhan dan doakan agar story kita masuk dalam story Tuhan dan dengan kekuatan panggilan Tuhan. Peter Kreeft membuat riset tentang okultisme dan mendapat kesimpulan bahwa yang namanya setan adalah makluk ciptaan yang cerdas, jadi dia bisa saja memberitahu sesuatu yang pernah terjadi. Tetapi Roh Kudus tentu saja lebih dari semua itu. Pergumulkan bila science bertemu dengan iman? bagaimana?
  2. Tarot jangan langsung disimpulkan. Lihat prosesnya. Segala macam ilmu itu berakar darimana, dipengaruhi oleh siapa, kepuasannya ada dimana? stand point dan integritas harus jelas. Mencintai sesuatu dan puas dari sesuatu (frui) harusnya milik Allah. Mencintai sesuatu dan tidak puas oleh karenanya milik manusia (utti). Konsep penebusan memiliki proses yang panjang.
  3. Apakah lebih beriman sama denganlebih fanatik? jika ya, maka hal itu adalah proses pembodohan yang menyempitkan hidup. Lahir baru harusnya membuat kita makin bisa menempatkan segala sesuatu di hadapan Tuhan dan menikmati pengalama-pengalaman sedih dan senang. “The way we say something’ lebih ke konsep worldview yang memerlukan sesi khusus.
  4. Setuju bahwa keyakinan dan perilaku harus konsisten, termasuk konsisten dalam ketidakkonsistenan. Dualistis dapat diterima tetapi dualisme berarti konsep dan perilaku tidak connect. Chauvinisme mirip dualisme. Dari materi PA kali ini diharapkan dengan mengetahui apa yang salah, kita bisa belajar apa yang benar. Yang benar disini tidak dimaksudkan sebagai fanatisme tetapi bahwa dalam setiap aspek hidup kita Tuhannya adalah Kristus. Chauvinisme sendiri mengandung unsur mereduksi iman.

notes:

  • teman-teman silahkan melihat buklet “Do i have the right kind of Faith?” di situs RBC karena penjelasan masing-masing isme tidak dijelaskan detail dalam posting ini.
  • terima kasih buat Nadi dan Tania yang telah mengisi ruang kesaksian

February 26, 2008 at 12:37 pm Leave a comment

Older Posts


Recent Posts